Hadist di bawah ini populer di zaman kita , tidak di kenal
di kalangan sahabat dan sebagai dasar bagi kalangan ahli bid`ah atas adanya
bid`ah hasanah tapi salah paham , sesat
dan keliru menurut ahli hadis . Ternyata
dalil ahli bid`ah itu itu rapuh sekali . Hadisnya sbb :
ﻧِﻌْﻤَﺖِ
ﺍْﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻫﺬِﻩِ
“Sebagus bid’ah itu ialah ini”.
أَخْرَجَهُ
مَالِكٌ (1/114 ، رَقْمُ 250)
، وَعَبْدُ الْرَّزَّاقِ
(4/259 ، رَقْمُ 7723) ،
وَالْبُخَارِى (2/707 ، رَقْمُ
1906) ، وَابْنُ خُزَيْمَةَ (2/155 ،
رَقْمُ 1100) ،
وَالْبَيْهَقِىُّ (2/493 ، رَقْمُ 4379
Diriwayatkan oleh Malik (1 / 114, No 250), dan Abdul Razzaq
(4 / 259, No 7723), Bukhari (2 / 707, No 1906),
Ibnu Khuzaymah (2 / 155, No 1100), al-Baihaqi (2 / 493, no. 4379
Sumber adanya hadis tsb dari
Ibnu Syihab al zuhri , bukan lain , ribuan perawi tidak mengerti.Dia
perawi tunggal , dia bukan sahabat. Dia Ibnu Syihab adalah :
1- قَالَ
اْلعَلاَئِي :
( بْنُ شِهَابِ الزُّهْرِي
اْلإمَامُ العَالِمُ مَشْهُوْرٌ بِهِ ( أَيْ بِالتَّدْلِيْسِ
) وَقَدْ قَبِلَ اْلأَئِمَّةُ قَوْلَهُ
(( عَنْ )) ) اهـ .
Al ala`I berkata : Bin Syihab azzuhri adalah orang alim yang populer dengan tadlis
( menyelinapkan perawi yang lemah ) . para imam juga menerima perkataannya ……… dari …………..( ketika meriwayatkan hadis
menggunakan kalimat dari bukan dengan
kalimat Bercerita kepada kami …………. )
2- ثُمَّ
بَعْدَهُ ابْنُ حَجَرَ وَضَعَ
اْلإِمَامَ الزُّهْرِي فِي ( الْمَرْتَبَةِ الثَّالِثَةِ
) مِنْ مَرَاتِبِ الْمُدَلِّسِيْنَ فَقَالَ :
Setelah itu , Ibnu Hajar meletakkan Imam Zuhri dalam
tingkatan mudallis ke tiga lalu berkata
:
( مُحَمَّدٌ
بْنُ مُسْلِمٍ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ
بْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِي اْلفَقِيْهُ
الْمَدَنِي نَزِيْلُ الشَّامِ مَشْهُوْرٌ بِالإِمَامَةِ وَالْجَلاَلَةِ وَصَفَهُ الشَّافِعِي وَالدَّارُ قُطْنِي وَغَيْرُ وَاحِدٍ
بِالتَّدْلِيْسِ ) اهـ .
Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab az zuhri orang alim
dari Madinah penduduk Syam terkenal tokoh , agung . Imam
Syafii dan Daroquthni menyatakan dia adalah mudallis ( suka
menyelinapkan perawi lemah )
فَنَجِدُ
أَنَّهُمَا اتَّفَقَا عَلَى أَنَّهُ مَشْهُوْرٌ
بِهِ ، وَلَمْ يَذْكُرْهُ
أَحَدٌ مِنَ الْمُتَقَدِّمِيْنَ بِذَلِكَ
، ثُمَّ وَضَعَهُ
ابْنُ حَجَرَ فِي الْمَرْتَبَةِ
الثَّالِثَةِ وَهِيَ :
Kita jumpai keduanya
telah sepakat menyatakan bahwa Az zuhri terkenal sebagai mudallis dan
seorangpun dari kalangan ulama
dulu tidak menyatakan seperti itu
, lalu Ibnu Hajar meletakkan dalam
posisi ke tiga yaitu :
( مَنْ
أَكْثَرَ مِنَ التَّدْلِيْسِ فَلَمْ
يَحْتَجّ اْلأَئِمَّةُ مِنْ أَحَادِيْثِهِمْ إِلاَّ
بِمَا صَرَّحُوا فِيْهِ بِالسَّمَاعِ وَمِنْهُمْ
مَنْ رَدَّ حَدِيْثَهُمْ مُطْلَقاً
وَمِنْهُمْ مَنْ قَبِلَهُمَا ) اهـ
.
Orang yang banyak menyelinapkan perawi lemah , jadi hadis –
hadis mereka tidak bisa di buat pegangan
kecuali menyatakan
haddatsana .
Di antara ulama ada
orang yang menolak hadis mereka secara total
dan ada pula yang menerimanya .
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Abu Ubaid Al Ajuri
dari Abu Dawud berkata :
وَحَدِيْثُ
الزُّهْرِى كُلُّهُ أَلْفَا حَدِيْثٍ
وَ مِئَتَا حَدِيْثٍ ،
النِّصْفُ مِنْهَا مُسْنَدٌ وَ
قَدْرُ مِئَتَيْنِ عَنِ الثِّقَاتِ
، وَ أَمَّا
مَا اخْتَلَفُوا عَلَيْهِ فَلاَ يَكُوْنُ خَمْسِيْنَ
حَدِيْثًا ، وَ اْلاِخْتِلاَفُ
عِنْدَنَا مَا تَفَرَّدَ قَوْمٌ
عَلىَ شَىْءٍ ، وَ
قَوْمٌ عَلَى شَىْءٍ
Hadis Zuhri seluruhnya adalah dua ribu dua ratus hadis .
Separuhnya telah di sandarkan kepada
Nabi dan dua ratus hadis juga di sandarkan kepada perawi – perawi
terpercaya . Untuk hadisnya yang masih hilaf menurut para ulama tidak kurang dari lima puluh hadis. Hilaf di sini adalah hadis yang di riwayatkan oleh suatu kaum dengan materi
tersendiri dan kaum lainnya juga begitu .
Hadis : Sebaik – baik bid`ah adalah ini ( salat taroweh
berjamaah ) adalah dari hadis Muhammad al zuhri secara sendirian , tiada perawi
lain yang meriwayatkannya ,. Jadi ini boleh di katakan tafarrud .
وَعَنْ
ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ
بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُ
قَالَ خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
لَيْلَةً فِي رَمَضَانَ إِلَى
الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ
مُتَفَرِّقُونَ يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ إِنِّي
أَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ
عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ
أَمْثَلَ ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ
عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ
ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى
وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ قَالَ عُمَرُ نِعْمَ
الْبِدْعَةُ هَذِهِ وَالَّتِي يَنَامُونَ
عَنْهَا أَفْضَلُ مِنْ الَّتِي يَقُومُونَ
يُرِيدُ آخِرَ اللَّيْلِ وَكَانَ
النَّاسُ يَقُومُونَ أَوَّلَهُ
Dari Ibn Syihab dari Urwah bin Azzubair dari Abd Rahman bin
Abd Qari
berkata : Aku keluar bersama Umar bin Al Khatthab ra
pada suatu malam di bulan Ramadhan ke
masjid . Tahu – tahu orang – orang sudah
berkelompok – kelompok . seorang lelaki melakukan salat sendirian . Ada seorang
lelaki yang menjadi imam dengan
suatu kelompok .
Akhirnya Umar
berkata : Bagaimanakah kalau aku mengumpulkan mereka dengan
satu imam saja , akan lebih baik . Umar sengaja berbuat seperti itu lalu
mengangkat Ubay bin Ka`ab menjadi imam .
Lantas aku keluar di malam lain , sedang orang – orang
melakukan salat berjamaah bersama satu imam .
Umar berkata : Sebaik
– baik bid`ah adalah ini . Dan salat di akhir malam lebih baik dari tarawih
berjamaah ini . Orang – orang sama
melakukan tarawih . [1]
Sebetulnya saya
sendiri tidak menjumpai ulama yang melemahkan hadis tsb , bahkan sulit di cari argumentasi yang
melemahkannya . Namun Ibnu Hajar sendiri
menyatakan bahwa paling sahih adalah
riwayat Imam malik bukan Bukhari dalam
hal itu .
Komentarku ( Mahrus ali )
Baik Imam Malik atau Bukhari tetap lewat jalur satu orang
yaitu Azzuhri . Lihat sanad Imam Malik dalam al Muwattho` sbb :
حَدَّثَنِي
مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ
أَنَّهُ
Bercerita kepada ku Malik dari Ibn Syihab dari Urwah bin
Azzubair dari Abd Rahman bin Abd Qari
Jadi meski riwayat Imam Malik , atau lainnya di kitab manapun dan kapanpun anda temui
hadis tsb , hakikatnya dari seorang mudallis yaitu Ibnu Syihab azzuhri
Pada hal dia tabiin
yang meriwayatkan hadis dari gurunya
Urwah bin Zubair yang punya murid 64 , [2].
Namun hanya Ibnu
Syihab azzuhri yang suka menyelinapkan perawi lemah yang menjelaskan dan meriwayatkan hadis tentang sebaik – baik bid`ah adalah ini
– salat taroweh berjamaah. Seolah ada bid`ah yang baik, bukan semuanya sesat.
Pada hal , kalau kita katakan ada bid`ah
yang baik akan bertentangan dengan banyak hadis sahih, bukan lemah atau hasan
.Jadi ini keganjilan yang nyata, bukan masalah biasa yang samar.
Begitu juga Abd
Rahman al Qari perawi hadis tsb , wafat tahun 88 Hijriyah.Usianya 78 tahun[3] . Berarti dia lahir pada tahun
sepuluh hijriyah.
Lantas umar bin Khattah wafat pada tahun 23 H.[4] Ber arti
ketika Umar wafat Abd Rahman bin Abd al
qari ini berumur 13 tahun . Lalu ketika dia di ajak Umar pergi ke masjid untuk
melihat sahabat menjalankan salat malam sendirian , berapakah usianya , tidak ada keterangan ,pokoknya masih kecil
sekali . Inilah yang membikin ganjil dalam benak saya.
Imam Muslim ,
Tirmidzi , Nasai , Ahmad , Ibnu Majah ,
Darimi , Abu Dawud dari kalangan
penyusun kutubut tis`ah tidak meriwayatkannya .
Murid Urwah bin Zubair
guru Ibn Syihab azzuhri perawi hadis : “Sebaik - baik bid`ah ini “ sbb :
بَكْرُ
بْنُ سَوَادَةَ الْجُذَامِىُّ
تَمِيْمُ
بِنْ سَلَمَةَ السُّلَمِىُّ ( خْتَ مَ سَ
قَ)
جَعْفَر
بْنُ مُحَمَّدٍ بْنِ عَلِى
بْنِ الْحُسَيْنِ
جَعْفَرُ
بْنُ مُصْعَبٍ
( قَدْ)
حَبِيْبُ
بْنُ أَبِىْ ثَابِتٍ ( تَ
قَ) ( وَ قِيْلَ : لَمْ
يَسْمَعْ مِنْهُ)
حَبِيْبُ
مَوْلَى عُرْوَةَ بْنُ الْزُّبَيْرِ
( مْ)
Bakar bin Sawadah Judzaami
Tamim bin Salamah
Assulami
Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al Husein
Ja`far bin Mus’ab
Habib bin Abi Tsabit
(dan dikatakan:tidak pernah mendengar dari dia)
Habib maula Urwah bin al-Zubayr
خَالِدُ
بْنُ أَبِىْ عِمْرَانَ ( قَاضِى أَفْرِيْقِيَةَ)
( سَ)
دَاوُدُ
بْنُ مُدْرِكٍ ( قَ)
الْزِّبْرِقَانُ
بْنُ عَمْرِوٍ بْنِ أُمَيَّةَ الْضَّمْرِىِّ
( دَ سَ)
زُمَيْلُ
بْنُ عَبَّاسٍ مَوْلَى عُرْوَةَ بْنِ
الْزُّبَيْرِ ( دَ سَ)
Khalid bin Abi Imran (hakim Afrika) (o)
Dawud Bin – Mudrik (s)
Zubriqan bin Amr bin Umayyah
al-Dhamri (d o)
Zumail Ibnu Abbas -udak yang dimerdekakan Urwah bin Al zubair )
سَعْدُ
بْنُ إِبْرَاهِيْمَ
بْنِ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ
عَوْفٍ ( خَ مَ دَ
سَ قَ)
سَعِيْدُ
بْنُ خَالِدٍ بْنِ عَمْرِوٍ
بْنِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ ( مْ)
سُلَيْمَانُ
بْنُ عَبْدِ
الْلَّهِ بْنِ عُوَيْمِرٍ الْأَسْلَمِىِّ
( مُدَّ)
سُلَيْمَانُ
بْنُ يَسَارٍ ( دٍ تَ سِ)
( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ)
Saad bin Ibrahim bin Abdul Rahman bin Auf
Said bin Khalid bin ‘Amr bin’ Utsman bin Affan
Suleiman bin Abdullah bin Uwaimmir aslami
Sulaiman bin Yasar
(dan dia merupakan salah satu
rekan-rekannya)
شَيْبَةُ
الخُضْرِىْ ( سَ)
صَالِحُ
بْنُ حَسَّانَ الْأَنْصَارِىُّ ( تَ)
صَالِحُ
بْنُ كَيْسَانَ ( خَ مَ دَ
سَ)
صَفْوَانُ
بْنُ سُلَيْمٍ
عَاصِمُ
بْنُ عُمَرَ بْنِ عُثْمَانَ
( قَ)
Shaibah Al Khudhri
Saleh Bin Hassan Al-Anshari
Saleh Bin Kisan
Safwan bin Sulaim
Asim bin Umar bin Utsman
عَبْدُ
الْلَّهِ بْنُ إِنْسَانٍ الْطَّائِفِىِّ
( دَ)
عَبْدُ
الْلَّهِ بْنُ أَبِىْ بَكْرِ
بْنِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَمْرِو بْنِ
حَزْمٍ ( خَ مَ دَ
تْ سَ)
أَبُوْ
الْزِّنَادِ عَبْدُ الْلَّهِ بْنِ
ذَكْوَانَ ( مَ دَ تْ)
عَبْدُ
الْلَّهِ بْنُ أَبِى سَلَمَةَ
الْمَاجِشُوْنِ ( دَ)
Abdullah bin Insan
Attha`ifi
Abdullah bin Abi Bakar bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm
Abu Zinad Abdullah bin Dzakwaan
Abdullah bin Abi Salamah Almajsyun
عَبْدُ
الْلَّهِ بْنُ عُبَيْدِ الْلَّهِ
بْنِ أَبِىْ مُلَيْكَةَ ( خَ
سَ)
عَبْدُ
الْلَّهِ بْنُ عُرْوَةَ بْنِ
الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ) ( خَ مْ تَ
سْ قُ)
عَبْدُ
الْلَّهِ بْنُ نِيَارٍ بْنِ
مُكْرَمٍ الْأَسْلَمِى ( مَ دَ تْ
سَ)
عَبْدُ
الْلَّهِ الْبَهِىِّ ( بِخٍ مَ دَ
تْ سَ قَ)
عَبْدُ
الْرَّحْمَنِ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ
عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
Abdullah bin Ubeidillah bin Abi Mulaika
Abdullah bin Urwah
bin Zubair (anaknya)
Abdullah bin Nuyar
bin Mukram Aslami
Abdullah al Bahy
Abdul Rahman bin Humaid bin Abdul Rahman bin Auf
عُبَيْدُ
الْلَّهِ بْنُ عُتْبَةَ بْنِ
مَسْعُوْدٍ ( سَ) ( وَ هُوَ
مِنْ أَقْرَانِهِ)
عُثْمَانُ
بْنُ عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ)
( خَ مَ دَ سَ
قَ)
عُثْمَانُ
بْنُ الْوَلِيّدِ مَوْلَى الْأَخْنْسِيِّينَ ( سَ)
عِرَاكُ
بْنُ مَالِكٍ ( خَ مَ دَ
سَ)
Ubaidullah bin Utbah
bin Mas`ud (dan merupakan salah
satu rekan-rekannya)
Utsman bin Urwah bin
al-Zubair (anaknya)
Utsman ibn al-Walid
maula Al akhnasien
Irak bin Malik
عَطَاءُ
بْنُ أَبِىْ رَبَاحٍ ( خَ
مْ سَ)
عَلِى بْنُ زَيْدِ
بْنِ جُدْعَانَ
عُمَرُ
بْنُ عَبْدِ
الْلَّهِ بْنِ عُرْوَةَ بْنِ
الْزُّبَيْرِ ( ابْنَ ابْنِهِ) ( خَ
مْ سَ)
Atho` bin Abi Rabah
Ali bin Zaid bin Jud’aan
Umar bin Abdullah bin Urwah bin Zubair ( anaknya)
عُمَرُ
بْنُ عَبْدِ
الْعَزِيْزِ ( مَ سَ)
عَمْرُو
بْنُ دِيْنَارٍ
( مْ)
عِمْرَانُ
بْنُ أَبِىْ
أَنَسٍ ( مُدَّ)
مُجَاهِدُ
بْنُ وَرْدَانَ
( دٍ تَ سْ قُ)
Umar bin Abdul Aziz
Amr bin Dinar
Imran bin Abu Anas (D)
Mujahid bin Wardan
مُحَمَّدُ
بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْحَارِثِ الْتَّيْمِىِّ
( خَ)
مُحَمَّدُ
بْنُ جَعْفَرِ
بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنِ أَخِيْهِ) ( خَ
مَ دَ سَ)
أَبُوْ
الْأَسْوَدِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ
بْنِ نَوْفَلَ يَتِيْمُ عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( خَ
مْ دِ تَ سْ
قُ)
Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits Taimi
Muhammad bin Jafar bin Zubair (keponakannya)
Abu al-Aswad bin Muhammad Abd al-Rahman bin Naufal anak yatim
Urwah bin al-Zubair
مُحَمَّدُ
بْنُ عُرْوَةَ
بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ) ( مُدَّ)
مُحَمَّدُ
بْنُ مُسْلِمْ
بْنِ شِهَابٍ الْزُّهْرِىِّ ( خَ
مْ دِ تَ سْ
قُ)
مُحَمَّدُ
بْنُ الْمُنْكَدِرِ
( خَ مَ دَ تْ)
مُخَلَّدُ
بْنُ خُفَافٍ
الْغِفَارِىُّ ( دٍ تَ سْ
قُ)
Muhammad ibn Urwah
al-Zubair (anaknya)
Muhammad bin Muslim bin Shihab sifilis ( hanya dia perawi
hadis di atas )
Muhammad bin Munkadir (FS DT)
Mukhalad bin
Khufaf Ghiffari (EX-Q s)
مُسَافِعُ
بْنُ شَيْبَةَ
الْحَجَبِىِّ ( مْ)
مُسْلِمُ
بْنُ قُرْطٍ
( دَ سَ)
مُعَاوِيَةُ
بْنُ إِسْحَاقَ
بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ الْلَّهِ
الْمُنْذِرُ
بْنُ الْمُغِيْرَةِ
( دَ سَ)
Musaafi` bin Shaibah Ahadjbi
Muslim bin Qurath
Muawiyah ibn Ishaq bin Thalhah bin Ubeidillah
Mundzir bin al Mughirah
مُوْسَى
بْنُ عُقْبَةَ
( سَ)
هِشَامُ
بْنُ عُرْوَةَ
( ابْنَهُ) ( خَ مْ دِ
تَ سْ قُ)
هِلَالُ
بْنُ أَبِىْ
حُمَيْدٍ الْوَزَّانُ ( خَ مْ)
الْوَلِيّدُ
بْنُ أَبِىْ
الْوَلِيّدِ ( دَ سَ قَ)
Musa bin Uqbah
Hisyam bin Urwah
(anaknya)
Hilal bin Abu Humaid Al-Wazzan
Alwalid bin Abi al-Walid
وَهَبُ
بْنُ كِيْسَانَ
( سَ)
يَحْيَى بْنُ عُرْوَةَ
بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ) ( خَ مَ دَ)
يَحْيَى بِنُ
أَبِىْ كَثِيْرٍ ( تَ قَ) ( وَ
قِيَلَ : لَمْ يَسْمَعْ مِنْهُ)
يَزِيْدُ
بِنَ رُوْمَانَ ( خَ مْ دِ
تَ سْ قُ)
Wahab Bin Kisan
Yahya ibn Urwah bin
al-Zubair bin (anaknya)
Yahya bin Abi Katsir
(dan dikatakan: tidak pernah mendengar dari dia)
Yazid Bin Roman
يَزِيْدُ
بْنُ عَبْدِ
الْلَّهِ بْنِ خُصَيْفَةَ ( مْ)
يَزِيْدُ
بْنُ عَبْدِ
الْلَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ ( مَ
دَ)
يَزِيْدُ
بِنُ أَبِىْ يَزِيْدَ الْمَصْرَىً
Yazid bin Abdullah bin _khusaifah
Yazid bin Abdullah bin Kusait
Yazid bin Abi Yazid
Al masri
أَبُوْ
بُرْدَةَ بْنُ أُبَىٍّ مُوْسَىْ
الْأَشْعَرِىِّ ( مْ) ( وَ هُوَ
مِنْ أَقْرَانِهِ)
أَبُوْ
بَكْرِ بْنُ حَفْصِ بْنِ
عُمَرَ بْنِ سَعْدِ بْنِ
أَبِىْ وَقَّاصٍ ( خَ مْ)
أَبُوْ
سَلَمَةَ بْنُ عَبِدِ الْرَّحْمَنِ
بْنِ عَوْفٍ ( خَ مْ سَ)
( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ)
.
Abu Burdah bin Abi Musa Ashari (dan merupakan salah satu rekan-rekannya)
Abu Bakar bin Hafsh bin Umar bin Saad bin Abi Waqas
Abu Salamah bin Abd al-Rahman bin Auf ( (dan merupakan salah
satu dari rekan-rekan).
Komentarku ( Mahrus ali
Murid Urwah yang begitu banyak , semuanya tidak mengerti
tentang hadis “ sebaik – baik bid`ah ini “ kecuali Muhammad bin Muslim azzuhri
.Jadi dia adalah perawi tunggal dari seluruh perawi di dunia yang meriwayatkan hadis tsb. Ini
suatu keganjilan yang perlu di kaji ulang . bukan sekedar di ikuti yang
nantinya kita sesat dan orang lain juga sesat. Di kalangan sahabat hadis itu
tidak populer . Istri – istri Rasulullah SAW, Usman dan Ali ra sendiri tidak
tahu hadis itu , bahkan kebanyakan para
sahabat tidak kenal . Ia populer di zaman kita , tidak di kenal di kalangan
sahabat .
Murid Abd Rahman al Qari sbb :
حُمِيْدُ
بْنُ عَبْدِ
الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
الْسَّائِبُ
بْنُ يَزِيْدَ
( مَ دَ تْ سَ
قَ ) ، وَ هُوَ
مِنْ أَقْرَانِهِ
عَبْدُ
الْرَّحْمَنِ بْنُ هُرْمُزَ
الْأَعْرَجِ ( سَ )
عُبَيْدُ
الْلَّهِ بْنُ عَبْدِ
الْلَّهِ بْنِ عُتْبَةَ ( مَ
دَ تْ سَ قَ
)
عُرْوَةُ
بْنُ الْزُّ
بَيْرِ ( خَ مَ دَ
تْ سَ )
مُحَمَّدُ
بْنُ عَبْدِ
الْرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِىِّ
( ابْنَهُ )
مُحَمَّدُ
بْنُ مُسَلَّمْ
بْنِ شِهَابٍ الْزُّ هْرِىِّ
( قَ )
يَحْيَى
بْنُ جَعْدَةَ
بْنِ هُبَيْرَةَ الْمَخْزُومِىُّ .
Humaid bin Abdul Rahman bin Auf
Assaib bin Yazid . dan dia
merupakan salah satu dari rekan-rekan
Abd al-Rahman bin Hormuz
al a`raj
Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah
Urwah bin Zubair
Muhammad ibn Abd al-Rahman bin Abdul-qari (anaknya)
Muhammad bin Muslim bin Shihab al zuhri (s)
Yahya bin Ja`dah bin Hubairah alMakhzumi.
Komentarku ( Mahrus ali )
Abd rahman Al Qari yang ketika Umar ra wafat masih berumur
13 tahun -Perawi tunggal , tiada pendukungnya yang meriwayatkan hadis – sebaik – baik bid`ah adalah ini .
Untuk perawi tunggal
ini , kebanyakan ulama menyatakan
menolak.
DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah
Islamiyah di Emirat menyatakan :
وَإِطْلاَقُ
الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ
وَالنَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ
فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ
أَهْلِ الْحَدِيْثِ
Mengghukumi perawi
yang secara sendirian meriwayatkan agar riwayatnya tertolak , dikatakan mungkar , syadz memang
ada dlm perkataan kebanyakan ahli hadis . Ulumul hadis 12/1
Kelemahan perkataan
Umar – sebaik – baik bid`ah adalah
ini itu bertentangan dengan hadis :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هٰذَا مَا
لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
Aisyah ra menuturkan:
“Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam
agama kami tanpa petunjuk dari kamu, maka perkaranya itu ditolak.” (Bukhari,
53, Kitabush Shulukh, 5, Bab jika berdamai dalam masalah dosa, maka
perdamaiannya ditolak)
Allu`lu` wal marjan 537/1 Al albani berkata : Muttafaq alaih
Lihat di kitab karyanya : Misykatul mashobih ,nomer hadis: 140
وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
*
Berhatilah terhadap
perkara baru. Sesungguhnya tiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap bid`ah
adalah sesat. [5]
Seluruh sahabat tidak
kenal terhadap perkataan Umar tadi kecuali satu orang . Kita punya konsep bila
ada hilaf maka harus di kembalikan kepada al quran sebagaimana ayat :
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ
فَحُكْمُهُ إِلَى اللهِ ذَلِكُمُ اللهُ رَبِّي عَلَيْهِ
تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya
(terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah
Tuhanku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.[6]
Dan al quran
menyatakan agar kita ini tidak mengikuti perbedaan itu dimanapun dan kapanpun ,
tapi ikutilah ayat Allah bukan UU
Thaghut atau pendapat ulama , profesor , sarjana dll . Allah menyatakan :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ
اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.[7]
Di ayat lain di jelaskan :
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوُلِ
اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو
اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
“Sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah
dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Jadi hadis “ sebaik – baik bid`ah ini tertolak , tidak
usah di pakai karena segi redaksi hadis,
sanad nya cacat dan ganjil , juga bertentangan dengan hadis sahih
lainnya dan ayat bukan ayat – ayatan.
[1] HR Bukhari 2010 . MALIK
252
[2] Mausuah ruwatil hadis 4561
[3] Mausuah ruwatil
hadis 3938
[4] Mausuah ruwatil hadis 4888
[5] HRAbu Dawud /
Assunnah /4607. Darimi /Muqaddimah /95
[6] Assyura 10
[7] Ali imran 31
Artikel: mantankyainu.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar