jalurislam.blogspot.com - Di era globalisasi Ini, dimana orang bisa mengakses dan
mengetahui informasi-informasi di belahan dunia manapun dengan mudah dan sangat
cepat, tak heran juga jika banyak orang yang menyesuaikan diri dengan apa yang
mungkin mereka anggap sebagai "modern". Tak heran juga banyak orang
latah yang menganut gaya hidup hedonis, ikut-ikut saja apa yang telah
dikampanyekan oleh barat sebagai gaya hidup yang modern. Dan
kesenangan-kesenangan yang dicari oleh para hedonisme semuanya bersifat
duniawi.
Agama bagi mereka hanya sebatas di KTP saja, selebihnya agama tidak perlu ikut campur dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang taat dalam menjalankan ajran agama dan anti dalam larangan agama disebut fanatik, radikal, garis keras, dll. Jika orang seperti itu zaman sekarang mereka sebut fanatik dan radikal, lalu bagaimana dengan Rasululah, para sahabat, dan para tabi'in? Pastinya Rasululah dan para sahabat lebih super fanatik dan radikal dalam pandangan kaum hedonis dan sekuler. Tapi percayalah, zaman sekarang masih ada orang yang masih memegang ajaran agamanya walaupun perbandingannya 1:1000.
Siapa orang-orang itu? mereka adalah para Ghuraba!
Nabi bersabda:
“Ada tetap ada suatu puak dalam kalangan umatku, yang
menegakkan urusan Allah (Islam), mereka tidak dapat dimusnahkan oleh golongan
yang menghina dan menyanggahi mereka sehingga tibanya janji Allah (Kiamat)
mereka tetap bangkit” (Riwayat Muslim).
Dalam riwayat al-Imam Ahmad, Nabi s.a.w bersabda:
“Beruntunglah golongan ghuraba` (yang asing atau pelik)”.
Ditanya baginda: “Siapakah mereka yang ghuraba itu wahai Rasulullah?”. Jawab
baginda: “Golongan yang soleh dalam kalangan ramai yang jahat, yang menentang
mereka lebih ramai daripada yang mentaati mereka”. (dinilai sahih oleh Ahmad
Shakir).
Ghuraba` atau asing itu ada dua bentuk. Pertama; asing di
sudut jasad, seperti mana seseorang yang pergi ke tempat baru yang dia tidak
dikenali. Maka, dia akan berasa terasing dalam masyarakat yang baru, atau orang
melihatnya asing kerana baru hadir. Namun, itu senang untuk diselesaikan.
Sedikit pergaulan mesra, dan pandai mencari kawan, keadaan mungkin tidak asing
lagi.
Kedua; asing di sudut ruh dan pemikiran. Sekalipun seseorang
itu lama atau anak jati masyarakatnya, tetapi dia mungkin dianggap asing
disebabkan pemikiran yang berbeza dengan mereka, atau sikap yang asing dari
kebiasaan masyarakatnya. Dia terpencil kerana pendiriannya. Hal ini menyebabkan
dia akan dipulau, dikecam, dihina dan ditolak. Tidak dapat diubah keadaan ini,
melainkan dia mengubah prinsipnya, atau dia berjaya mengubah persepsi
masyarakatnya. Itu merupakan tanggungjawab yang berat. Apa lagi dalam
masyarakat akhir zaman, di mana Nabi s.a.w bersabda:
“Islam itu bermulanya asing, dan akan kembali sebagai asing,
maka beruntung mereka yang ghuraba` (yang asing)”. Ditanya Nabi s.a.w:
“Siapakah ghuraba`?”. Jawab baginda: “Serpihan dari kabilah”. (Riwayat
al-Baghawi, sanad sahih).
Maksudnya, golongan yang asing dan terpencil dari kelompok
mereka. Biasanya sesorang akan menyesuaikan diri dengan kelompok atau komunitas
mereka tidak peduli apakah yang dilakukkan kelompoknya itu benar atau salah.
Sangatlah sulit hidup sebagai seorang Ghuraba, apa yang mereka lakuakan maka
pandangan-pandangan orang akan menganggapnya aneh. Paham SEPILIS (sekuleris,
pluralis, dan liberalis) telah meracuni kebanyakan pikiran umat Islam sehingga
mereka menganggap aneh syari'at dan sunnah agama mereka sendiri. Jujur, penulis
sendiri belum mampu menjadi seperti ghuraba yang telah disabdakan Rasulullah.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunitas perlu, tetapi tidak untuk
sesuatu yang dilarang oleh Islam! Biarlah kita berbeda dari kebanyakan orang,
toh bukankah penghuni neraka jauh lebih banyak dari penghuni surga?
Allah mengingatkan Nabi s.a.w: (maksudnya)
“Jika engkau taat kepada kebanyakan mereka di bumi ini,
nescaya mereka menyesatkan engku dari jalan Allah” (Surah al-An’am, 116).
Seperti apa yang Nabi SAW pernah sabdakan kepada Umar r.a.,
"Tidakkah engkau rela dunia untuk mereka, sedangkan akhirat untuk
kita?"
Ghuraba, merekalah orang yang rajin menunaikan sholat ketika
kebanyakan orang lalai menjalankannya,
Ghuraba, merekalah orang yang melakukan sunnah dimana bid'ah
banyak orang yang mengerjakannya,
Ghuraba, merekalah orang yang siap berjihad dimana
kebanyakan orang enggan melakukannya,
Ghuraba, merekalah orang yang menjauhi segala yang haram
dalam agama dimana banyak orang menjalankannya,
Ghuraba, berani tampil beda dimana tanda-tanda kiamat telah
banyak bermunculan.
0 komentar:
Posting Komentar